Rabu, 01 Februari 2012

MAKLAH AGAMA :SUFISME DAN FENOMENA SUPRANATURAL






SUFISME & FENOMENA SUPRANATURAL






















                                                                                         DAFTAR ISI                                                                    
 Kata Pengantar ....................................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................ .........ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang.......................................................................................1
1.2   Tujuan....................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN
                2.1 Pengertian Sufisme................................................................................2
                                2.1.1 Asal-Usul Ajaran Tasawuf.......................................................2
                                2.1.2 Akidah Sufistik........................................................................4
                                2.1.3 Contoh Paham Sufi atau Paham Tasawuf..............................5
                                2.1.4 Pokok-pokok Ajaran Tasawuf.................................................6
                2.2 Ihsan Sebagai Inspirasi Munculnya Sufisme..........................................8
                2.3 Fenomena Supranatural & Ruq’yah (Pengobatan Alternatif)................9
                                2.3.1 Pengertian Keramat...............................................................9
                                2.3.2 Contoh Fenomena Supranatural & Ruq’yah .......................10
BAB III : PENUTUP
                3.1 Kesimpulan..........................................................................................13
                3.2 Saran....................................................................................................14
                3.3 Daftar Pustaka......................................................................................15









BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
 Kurun waktu umat islam  pertama dibawah bimbingan langsung Nabi berhasil memperagakan pemahaman, penghayatan dan pengalaman Islam yang benar-benar murni dan segar sehingga terbentuk suatu umat baru dan menjadi khoiru ummat pada waktu itu. Keistimewaan Islam adalah mempunyai sejarah yang jelas semenjak diturunkannya wahyu pertama hingga jadi agama yang sempurna dan untuk sebelum wafat Nabi.
Islam mengarahkan tujuan dan pandangan hidup umatnya ke arah alam atau kampung akhirat, namun mewajibkan agar umat Islam tidak melupakan perjuangan untuk membina kehidupan dunianya secara layak dan jaya. Sebab-sebab pemikiran rasional yang mendasari perkembangan cabang-cabang ilmu ke Islaman telah mengeringkan aspek spiritual dari rasa keagamaan. Maka pemahaman agama disamping tidak utuh, juga jadi formalitas legalitas keadaan ini mau tidak mau memupuk kesuburan perkembangan pengaruh ajaran mistik dalam kalangan umat Islam.
Mistik termasuk jenis kepercayaan atau ajaran. Ciri khususnya, para penganut mistik percaya bahwa pengetahuan tentang hakikat atau tentang Tuhan bisa dicapai melalui meditasi (zikir) atau tanggapan batin (pengalaman kejiwaan) dengan mematikan fungsi fikiran dan panca indra. Dengan perantaraan penghayatan kejiwaan yang mistis seorang mistikus dan sufi bisa mencapai tingkat kehidupan yang sempurna, yakni menjadi insan kamil (al-ihsan al-kamil) menguasai ilmu ghaib dan bahkan bersatu dengan Tuhan.
Kalangan umat Islam masa lalu atau bahkan hingga kini ajaran tasawuf adalah yang paling mereka bangga-banggakan dan mampu merebut hati umat Islam hingga ke pelosok-pelosok alam Islami. Mereka merasa bahwa jelas mistik atau tarekat mampu menghidupkan spiritualitas yang tiada bandingnya. Dalam makalah ini kami akan mencoba mengkaji tentang sufisme dan fenomena supranatural.

1.2 Tujuan
1.      Untuk mengetahui hal-hal yang melatarbelakangi munculnya sufisme.
2.      Mengetahui tentang akidah sufistik dan macam-macam paham sufi atau tasawuf.
3.      Mengetahui bagaimana ihsan menginspirasi munculnya sufisme.
4.      Mengetahui fenomena supranatural dalam pandangan islam.

BAB II
PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Sufisme
Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa arab: تصوف , ) adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud (menjauhi hal duniawi) dalam Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam. Pemikiran Sufi muncul di Timur Tengah pada abad ke-8, sekarang tradisi ini sudah tersebar ke seluruh belahan dunia. Ada beberapa sumber perihal etimologi dari kata "Sufi". Pandangan yang umum adalah kata itu berasal dari Suf (صوف), bahasa Arab untuk wol, merujuk kepada jubah sederhana yang dikenakan oleh para asetik Muslim. Namun tidak semua Sufi mengenakan jubah atau pakaian dari wol. Teori etimologis yang lain menyatakan bahwa akar kata dari Sufi adalah Safa (صفا), yang berarti kemurnian. Hal ini menaruh penekanan pada Sufisme pada kemurnian hati dan jiwa. Teori lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Yunani theosofie artinya ilmu ketuhanan.
Beberapa definisi lain tentang sufisme:
·      Sufisme Yaitu paham mistik dalam agama Islam sebagaimana Taoisme di Tiongkok dan ajaran Yoga di India (Mr. G.B.J Hiltermann & Prof.Dr.P.Van De Woestijne).
·      Sufisme Yaitu aliran kerohanian mistik (mystiek geestroming) dalam agama Islam (Dr. C.B. Van Haeringen).

2.1.1 Asal-Usul Ajaran Tasawuf
Banyak pendapat pro dan kontra mengenai asal-usul ajaran tasawuf, apakah ia berasal dari luar atau dari dalam agama Islam sendiri. Berbagai sumber mengatakan bahwa ilmu tasauf sangat lah membingungkan. Sebagian pendapat mengatakan bahwa paham tasawuf merupakam paham yang sudah berkembang sebelum Nabi Muhammad menjadi Rasulullah. Dan orang-orang Islam baru di daerah Irak dan Iran (sekitar abad 8 Masehi) yang sebelumnya merupakan orang-orang yang memeluk agama non Islam atau menganut paham-paham tertentu. Meski sudah masuk Islam, hidupnya tetap memelihara kesahajaan dan menjauhkan diri dari kemewahan dan kesenangan keduniaan. Hal ini didorong oleh kesungguhannya untuk mengamalkan ajarannya, yaitu dalam hidupannya sangat berendah-rendah diri dan berhina-hina diri terhadap Tuhan. Orang-orang tersebut selalu mengenakan pakaian yang pada waktu itu termasuk pakaian yang sangat sederhana, yaitu pakaian dari kulit domba yang masih berbulu, sampai akhirnya dikenal sebagai semacam tanda bagi penganut-penganut paham tersebut. Itulah sebabnya maka pahamnya kemudian disebut paham sufi, sufisme atau paham tasawuf. Sementara orang penganut paham tersebut disebut orang sufi.
Sebagian pendapat lagi mengatakan bahwa asal-usul ajaran tasawuf berasal dari zaman Nabi Muhammad. Berasal dari kata "beranda" (suffa), dan pelakunya disebut dengan ahl al-suffa, seperti telah disebutkan di atas. Mereka dianggap sebagai penanam benih paham tasawuf yang berasal dari pengetahuan Nabi Muhammad
Pendapat lain menyebutkan tasawuf muncul ketika pertikaian antar umat Islam di zaman Khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, khususnya karena faktor politik. Pertikaian antar umat Islam karena karena faktor politik dan perebutan kekuasaan ini terus berlangsung dimasa khalifah-khalifah sesudah Utsman dan Ali. Munculah masyarakat yang bereaksi terhadap hal ini. Mereka menganggap bahwa politik dan kekuasaan merupakan wilayah yang kotor dan busuk. Mereka melakukan gerakan ‘uzlah , yaitu menarik diri dari hingar-bingar masalah duniawi yang seringkali menipu dan menjerumuskan. Lalu munculah gerakan tasawuf yang di pelopori oleh Hasan Al-Bashiri pada abad kedua Hijriyah. Kemudian diikuti oleh figur-figaur lain seperti Shafyan al-Tsauri dan Rabi’ah al-‘Adawiyah. Ada beberapa pendapat tentang asal-usul sufisme/ tasawuf yaitu sebagai berikut :
1. Pendapat yang mengatakan bahwa sufisme/tasawuf berasal dari dalam agama Islam:
·       Asal-usul ajaran sufi didasari pada sunnah Nabi Muhammad. Keharusan untuk bersungguh-sungguh terhadap Allah merupakan aturan di antara para muslim awal.(Nuh Ha Mim Keller, 1995).
·       Seorang penulis dari mazhab Maliki, Abd al-Wahhab al-Sha'rani mendefinisikan Sufisme sebagai berikut: "Jalan para sufi dibangun dari Qur'an dan Sunnah, dan didasarkan pada cara hidup berdasarkan moral para nabi dan yang tersucikan. Tidak bisa disalahkan, kecuali apabila melanggar pernyataan eksplisit dari Qur'an, sunnah, atau ijma." [11. Sha'rani, al-Tabaqat al-Kubra (Kairo, 1374), I, 4.)
2.    Pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari luar agama Islam:
·   Sufisme berasal dari bahasa Arab suf, yaitu pakaian yang terbuat dari wol pada kaum asketen (yaitu orang yang hidupnya menjauhkan diri dari kemewahan dan kesenangan). Dunia Kristen, neo platonisme, pengaruh Persi dan India ikut menentukan paham tasawuf sebagai arah asketis-mistis dalam ajaran Islam (Mr. G.B.J Hiltermann & Prof.Dr.P.Van De Woestijne).
·       (Sufisme)yaitu ajaran mistik (mystieke leer) yang dianut sekelompok kepercayaan di Timur terutama Persi dan India yang mengajarkan bahwa semua yang muncul di dunia ini sebagai sesuatu yang khayali (als idealish verschijnt), manusia sebagai pancaran (uitvloeisel) dari Tuhan selalu berusaha untuk kembali bersatu dengan DIA (J. Kramers Jz).
·       Tasawuf dan sufi berasal dari kota Bashrah di negeri Irak. Dan karena suka mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu domba (Shuuf), maka mereka disebut dengan "Sufi". Soal hakikat Tasawuf, ia itu bukanlah ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dan bukan pula ilmu warisan dari Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘anhu. Menurut Asy Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir rahimahullah berkata: “Tatkala kita telusuri ajaran Sufi periode pertama dan terakhir, dan juga perkataan-perkataan mereka baik yang keluar dari lisan atau pun yang terdapat di dalam buku-buku terdahulu dan terkini mereka, maka sangat berbeda dengan ajaran Al Qur’an dan As Sunnah. Dan kita tidak pernah melihat asal usul ajaran Sufi ini di dalam sejarah pemimpin umat manusia Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam , dan juga dalam sejarah para shahabatnya yang mulia, serta makhluk-makhluk pilihan Allah Ta’ala di alam semesta ini. Bahkan sebaliknya, kita melihat bahwa ajaran Sufi ini diambil dan diwarisi dari kerahiban Nashrani, Brahma Hindu, ibadah Yahudi dan zuhud Buddha" - At Tashawwuf Al Mansya’ Wal Mashadir, hal. 28.(Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc).
2.1.2  Akidah Sufistik
       Dalam bentuknya yang terakhir akidah tasawuf berbeda dengan Al-Qur’an dan Sunnah dari seluruh sisinya, disebabkan oleh sumber dan penerimaan akidah itu, yakni sumber pengetahuan keagamaan. Dalam Islam akidah ditetapkan hanya Al-Qur’an dan Sunnah, tetapi dalam tasawuf akidah ditetapkan melalui Ilham, wahyu yang dipercaya oleh para Wali. Hal ini berhubungan dengan Jin yang mereka namanakan dengan makhluk ruhani, atau mi’rajnya ruh ke langit. Lebur dalam Allah dan berkilauannya cermin hati. Sehingga menurut pengakuan mereka, perkara ghaib tampak seluruhnya bagi wali Sufi melalui kasyf dan mengikatkan hati dengan Rasulullah SAW,karena dalam kepercayaan mereka ilmu-ilmu itu disandarkan pada Rasulullah atau dengan bertemu dengan Rasulullah dalam keadaan terjaga atau mimpi. Ketika sumber-sumber itu terbilang banyak maka akidah itu sendiri berkembang, berubah-ubah, satu sama lainnya berbeda. Masing-masing menyatakan apa yang,apa yang tertangkap kasyfnya dan dari dalam benaknya,atau apa yang dikatakan Rasulullah,diberikan malaikat atau yang ia lihat sendiri di Lauhul Mahfudz.

          Mengenai Al-Qur’an dan Sunnah para Sufi memiliki penafsuran kebatinan yang terkadang mereka menamakannya tafsir Isyarat. Mereka percaya bahwa setiap huruf dalam Al-Qur’an memiliki makna yang tidak diketahui kecuali oleh Sufi yang mumpuni dan terbuka hatinya. Berdasarkan hal ini para Sufi memiliki keberagaman sendiri yang dalam tataran ushul dan cabangnya berbeda dari agama yang dibawa oleh Rasulullah.

2.1.3 Contoh Paham Sufi atau paham tasawuf :
          Paham kesatuan wujud
Paham ini berisi keyakinan bahwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan. Penganut paham kesatuan wujud ini mengambil dalil Al Quran yang dianggap mendukung penyatuan antara ruh manusia dengan Ruh Allah dalam penciptaan manusia pertama, Nabi Adam AS:
...Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya (As Shaad; 72)
Sehingga ruh manusia dan Ruh Allah dapat dikatakan bersatu dalam salat karena salat adalah me-mi'rajkan ruh manusia kepada Ruh Allah Azza wa Jalla . Atas dasar pengaruh 'penyatuan' inilah maka kezuhudan dalam sufi dianggap bukan sebagai kewajiban tetapi lebih kepada tuntutan bathin karena hanya dengan meninggalkan/ tidak mementingkan dunia lah kecintaan kepada Allah semakin meningkat yang akan bepengaruh kepada 'penyatuan' yang lebih mendalam.
Paham ini dikalangan penganut paham kebatinan juga dikenal sebagai paham manunggaling kawula lan gusti yang berarti bersatunya antara hamba dan Tuhan.
2.1.4 Pokok-pokok ajaran tasawuf
            Pokok-pokok ajaran tasawuf terbagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
a.       Tasawuf akhlaki, sebagaiman namanya, perhatian utamanya di arahkan menjadikan manusia bersih jiwanya dalam rangka mencapai tujuan untuk mendekatkan diri, beribadah kepada Allah. Dalam pandangan kaum sufi, manusia terdiri dari urusan jasmani dan rohani. Jasmani di lengkapi pancaindera, rohani di lengkapi dengan akal, perasaan, hawa nafsu. Manusia menurut pandangan kaum sufi cenderung  megikuti hawa nafsu. Dorongan hawa nafsu ini cederung ingin menguasai dunia dengan segala isinya, lupa kepada tujuan yang hakiki sebagai hamba Allah yang harus mencari keridhaan Allah. Karena waktu di habiskan untuk masalah duniawi, ingatan dan perhatian jauh dari Allah. Hal itu kata Al-Ghazali, karena tidak terkontrolnya hawa nafsu. Walaupun demikian, manusia tidak boleh mematikan hawa nafsu karena nafsu merupakan salah satu potensi agar manusia dapat hidupp lebih maju penuh kreatifitas. Nafsu sebenarnya bersifat fitri , mempunyai kecenderungan baik dan buruk, menjadi baik kalau ia di bersihkan dari pengaruh-pengaruh jahat dengan menanamkan agama sejak dini, sehingga tabiat nafsu dapat di kendalikan. cara untuk melestarikan rasa ketuhanan adalah sebagai berikut ;
1.      Munajat yaitu melapor diri ke hadirat Allah atas segala aktifitas yang baik maupun yang buruk dengan cara khas orang sufi.
2.      Muraqabah dan Muhasabah. Menurut Al-ghazali, muraqabah sama denga ihsan. Dari segi bahas dapat di artikan “selalu memperhatikan yang di perhatikan”. Menurut istilah muraqabah artinya senaniasa memandang dengan hati kepada Allah dan selalu memperhatikan apa yang di ciptakan-Nya dan tentang hukum-hukum-Nya.
Muhasabah ( memperhitungkan) terhadap amal perbuatan sendiri atau instropeksi terhadap mamal perbuatannya, sehingga mengetahui kekurangan dan kelebihannya. Dengan mengetahui kekurangannya ada keinginan untuk memperbaiki diri dengan mengikuti kebenaran serta memperbaiki hubungan dengan Allah.
3.      Memperbanyak dzikir dan wirid. Ciri khas kehidupan sufi adalah memperbanyak zikir dan wirid. Zikir adalah menyebut, mengingat, dan mneghayati asma’ Allah, sedangkan wirid mengulang-ulang terus menerus apa yang di zikirkan dana adakalanya doa-doa, asma’ Allah, atau amalan-amalan, biasanya di lakukan setelah shalat sunnah ( sebagai tambahan dari shalat wajib ). Secara umum, orang sufi membaca zikir menjadi dua tingkatan yaitu
a.       Zikir lisan
b.      Zikir qalbu
4.      Mengingat mati. Manusia sering lupa bahwa hidup ini terbatas waktunya, lambat atau cepat ia harus kembali menghadap Allah untuk mempertanggungjawabkan segala aktivitasnya, apakah ia menunaikan tugasnya, apakah dia telah mempersiapkan bekal intuk kehidupan akhirat atau tidak.
5.      Tafakkur, arti harfiahnya berpikir, merenung, atau meditasi. Dalam islam tafakkur berdasarkan dalil ayat Al-Qur’an yang mmenuntut manusia untuk merenungkan tanda-tanda (fenomena-fenomena) alam, misalnya dalam (QS Ali Imran [3] 190-191) juga hadist yang artinya : “ merenung sesaat lebih besar nilainya daripada amal-amal baik yang di berkahi, dengan bobot yang di kerjakan oleh dua jenis makhluk (manusia dan jin).”

b.      Tasawuf ‘amali, merupakan kelanjutan dari tasawuf akhlaki, karena orang tidak bisa dekat dengan Tuhan dengan amalan-amalan dan ibadah sebelum ia membersihkan jiwanya. Jiwa yang bersih merupakan syarat utama untuk bisa kembali kepada Tuhan, karena Dia adalah zat yanng bersih dan suci dan hanya menerima orang-orang yang suci: Dan Allah menyukai oarng yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. ( QS Al-Baqarah : 222 ). Orang sufi ( penganut tasawuf amali ) membagi ajaran agama kepada ilmu lahir dan ilmu batin, yaitu ajaran agama ada yang pengamalannya mengandung arti lahiriyah dan ada yang batiniah. Yang lahiriyah adalah amalan-amalan yang mnegikuti aturan-aturan syariah, sedangkan yang batiniyah adalah yang mengikuti aturan-aturan ahli tasawuf. Orang sufi pada hakikatnya adalah orang-orang yang mengamalkan perintah Allah secara baik, benar, tuntas dan menyeluruh. Sebab, tanpa tahapan-tahapan itu seseorang tidak akan mampu naik ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga seseorang yang akan memasuki dunia tasawuf harus lebih dahulu mengetahui secara mendalam tentang isi Al-Qur’an dan Al-Hadits yang merupakan sumber amalan-amalan.
c.       Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang jaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dengan visi rasional. Tasawuf falsafi menggunakan terminologi falsafi yang berasal dari bermacam-macam ajaran falsafah yang telah memengaruhi para tokohnya. Karena itu pengaruh tersebut telah membuat ajaran tasawuf ini bercampur dengan ajaran-ajaran falsafah di luar islam, seperti dari yunani, persia, India, dan agama nasrani. Walaupun demikian, orisinalitasnya sebagai tasawuf ( mistik yang berdasarkan ajaran islam ) tidaklah hilang karena tokohnya, meskipun mempunyai latar kebudayaan dan pengetahuan berbeda sesuai ekspansi islam yang telah meluas pada waktu itu dan kemajuan umat islam dalam bidang ilmu pengetahuan pada saat itu, tetap berusaha menjaga kemandirian ajarannya, sera menyesuaikan dengan ajaran tasawuf yang mereka anut. Para tokoh tasawuf ini sangat gigh mengkompromikan ajaran-ajaran falsafah yang berasal dari luar islam ke dalam tasawuf mereka.

2.2 IHSAN SEBAGAI INSPIRASI MUNCULNYA SUFISME
Suatu hari Rosululloh SAW didatangi oleh Malaikat Jibril a.s yang intinya menyampaikan/mengajarkan mengenani pondasi dienul Islam. yakni, Iman, Islam dan Ihsan. Iman mencakup adab bathiniyyah, berkaitan dengan akidah dan keyakinan sebagai seorang muslim. Islam mencakup adab lahir, syari'at dan cabang-cabangnya. sementara Ihsan merupakan pencakupan dari keduanya atau bisa juga disebut dengan maqam evaluasi.
Sejarah mencatat seiring waktu berjalan, perpecahan dan perbedaan menguji umat islam. karakteristik yang berbeda-beda, daerah kekuasaan yang semakin luas dan kepemimpinan islam yang tidak jelas. menjadi faktor utama awal keretakan ummat islam. sebagaimana Rosululloh SAW pernah menyampaikan bahwa "yang pertamakali hilang/terlepas dari umat ku adalah kepemimpinan dan yang terakhir hilang/lepas adalah sholat" sehingga apa yang diterima oleh umat islam mengenai dienul Islam tidaklah utuh lagi, sebagian menerima islam saja dan berkonsentrasi pada keislamannya semata, maka dari mereka muncul ulama-ulama fiqih yang ternama (yang paling populer) Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i dan Imam Hambali.
Sebagian lagi berkonsentrasi dengan nilai-nilai keimanan, dan dari sini muncul dua imam yang populer pula. yakni, iamam Asy 'Ari dan Imam Al Maturidi. mereka menjadi rujukan umat mengenai nilai-nilai iman,
Dan ada pula yang berkonsentrasi pada nilai-nilai keihsanan, maka dari sini muncul istilah-istilah zuhud, ikhlas, dan berkembang menjadi sebuah komunitas yang disebut sufi, sementara pemahamannya disebut tasawuf. mereka berkonsentrasi dan melatih diri mereka untuk mencapai nilai ihsan, yakni berusaha merasakan 'hadirnya' Allah dalam setiap gerak ibadah mereka. mereka melatih (riyadhah) agar tidak tertipu oleh kehidupan duniawi dan senantiasa meninggkatkan kerinduan kepada Allah SWT.
2.3 Fenomena Supranatural dan Ruqiyah (Pengobatan Alternative)
    2.3.1 Pengertian
Keramat atau Supranatural adalah segala sesuatu fenomena atau kejadian yang tidak umum atau tidak lazim atau dianggap di luar batas kemampuan manusia pada umumnya dan tidak sesuai dengan hukum alam. Sebenarnya kemampuan ini bisa didapat dengan mengembangkan cakra atau pusat-pusat energi dalam tubuh.
Lewat beberapa nukilan ilmu Al-Hikmah, Imam Al-Būnī dalam kitabnya, Manba’ Usul Hikmah menerangkan : “Untuk bisa mencapai ilmu supranatural secara benar dan bisa dibuktikan akan hasilnya seorang ritualis harus bisa memahami segala isi ilmu yang terkandung di dalamnya baik berupa tata cara puasa, berzikir dan pendalamannya”.
Diantara pendalaman ilmu supranatural yang harus diketahui adalah sebagai berikut :
1. Mudawamah al-Zikr / Istiqomah Dalam Berzikir.
Dalam pembedaran ini seorang ritualis dituntut untuk selalu menjaga wiridannya secara istiqomah di setiap malam harinya. Sebab untuk bisa merasakan manfaat ilmu yang sedang dijalaninya, seorang ritualis harus bisa memilah peraturan apa yang harus dipilih dalam hal berzikir. Inilah tingkatan zikir menurut hukum para Ahli Hikmah :
a. Zikir Umum (maksimal 2 jam dalam satu dudukan). Tahapan ini membutuhkan waktu 4 tahun untuk bisa merasakan manfaatnya ilmu. Dengan pembahagian :
b.  Zikir Khusus (maksimal 5 jam dalam satu dudukan). Tahapan ini membutuhkan waktu 2, 5 tahun untuk bisa merasakan manfaatnya ilmu.
c.  Zikir Khususul Khusus (maksimal 7 atau 9 jam dalam satu dudukan). Tahapan ini membutuhkan waktu 41 hari untuk bisa merasakan manfaatnya ilmu.

2. Tarkunnafsi / Meninggalkan Adat Kebiasaan.
Mengulas arti tarkunnafsi menurut Imam Al-Buuni adalah : “Merubah segala kebiasaan hidup kita dengan jalan meniru kebiasaan para Ahlillah dengan kata lain mengendalikan nafsu badan lewat berbagai aktifitas tirakat seperti menahan lapar dengan cara berpuasa dan menjauhi tidur, menahan mulut dari banyaknya bicara yang kurang bermanfaat dan lain sebagainya”.
3. Sidiq al-Qalbi / Kejujuran Hati.
Sebagai seorang supranaturalis ilmu Al-Hikmah, kejujuran dan kebersihan hati adalah kunci utama dalam hal penataan ilmu yang sedang dijalaninya. Mereka harus menjaga rasa dan pikirannya dari sifat berandai-andai, ingindi puji, sombong dan lain-lain. Sebab bagaimana pun kuatnya batin seorang supranaturalis, apabila sifat tadi telah bersarang dan tidak secepatnya dibuang, maka lambat laun ilmu yang sudah menyatu dengan tubuhnya akan sirna dengan sendirinya.
Seperti halnya di zaman sekarang, ilmu supranatural banyak dicari kerana berbagai faktor dan tujuan. Namun untuk memperdalam ilmu ini belum tentu semua berhasil meraihnya.
Bagi seorang yang ingin memperdalam ilmu Al-Hikmah, maka kesabaran dan kedisplinan harus selalu terjaga. Sebab banyaknya kegagalan biasanya dari faktor setengah-setengah dalam menjalani suatu ilmu.
Diantara yang menjadi penyebab kegagalan lainnya adalah kerana kurangnya bimbingan dari guru yang mumpuni atau belajar tanpa guru.
2.3.2 Contoh Fenomena supranatural dan ruqiyah (pengobatan alternative)
Ada banyak fenomena keramat/supranatural  yang kita jumpai dalam kehidupan ini,fenomena keramat tersebut contohnya adalah kesurupan .Kesurupan adalah suatu peristiwa dimana adanya gangguan makhluk halus yang merasuki tubuh seseorang. Kebanyakan kesurupan menyerang kaum hawa. Hal ini dikarenakan, wanita lebih labil sehingga mudah dimasuki makhluk halus tersebut.
Kesurupan biasanya membuat yng terkena akan hilang kendali. Mereka akan menjerit-jerit tidak menentu, kadang menyebut nama seseorang yang dipercaya adalah orang yang ada kaitannya dengan makhluk halus yang merasuki.
Dunia ini terbagi dua, antara dunia nyata, dunia manusia dan dunia ghoib, yaitu dunia para makhluk halus, seperti jin, setan, iblis, dan sebagainya. Kesurupan biasanya akan mengajak teman atau merembet ke orang yang dipanggilnya. Maka, ketika itu juga seseorang yang dipanggil akan hilang ingatan.
Hal ini bisa terjadi karena kemungkinan mereka melihat adanya penampakan di suatu tempat yang kemudian merasuk ke dalam jiwa mereka. Biasanya mereka mengalaminya di tempat yang memang angker. Kasus kesurupan yang terjadi di SMA Negeri 6 Lampung dan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta adalah salah satu contoh kesurupan masal.
Sekitar 20 orang siswa pada tanggal 1 Maret 2006 dan berlanjut pada tanggal 2 Maret sekitar 50 orang siswa terjadi di SMAN 6 Lampung. Jika telah terjadi gangguan seperti ini, maka ruqyah syari’iah adalah cara yang paling utama dilakukan dalam Islam. Ruqyah Syari’iah adalah sebuah terapi nabawi yang digunakan untuk memulihkan seseorang dari kerasukan sejak Nabi. Hal ini dilakukan dengan cara membacakan ayat-ayat suci Al-Quran dan juga do’a-do’a yang ma’surat. Sehingga, orang yang bersangkutan akan kembali normal.

Hantu, Jin, Tuyul, dan sebainya adalah beberapa jenis makhluk halus yang ada di Indonesia. Keberadaannya adalah wajar karena Allah menciptakan mereka sebagaimana manusia. Akan tetapi kita harus mengerti dan paham bahwa penampakan mereka hanyalah fitnah.
Karena, secara kasat mata manusia pada umumnya tidak mampu melihat. Hanya orang-orang tertentu yang mampu. Jika kita melihat atau merasakan keanehan di lingkungan kita, kemungkinan itu benar adanya. Sebagian orang percaya bahwa hantu menyerupai dan berukuran seperti manusia. Namun sebagian orang berpendapat bahwa hantu memiliki bentuk seperti hewan. Hantu ada setelah roh dalam jasah keluar dari tubuh manusia. Dengan demikian bentuk atau wujud hantu menyerupai bayang-bayang atau seperti kabut.
Untuk melindungi kita atau rumah kita dari gangguan makhluk halus sangat sederhana dan sudah sangat jelas sekali dalam Al-Qur’an, bahwa kita sering menghiasi rumah kita dengan sesuatu yang baik-baik, seperti menegakkan shalat 5 waktu, tadarus, mengaji ayat-ayat Allah.
Hal ini bertujuan untuk melindungi agar hantu atau makhluk ghaib lainnya tidak menggangu atau menghuni rumah kita. Hal ini juga ampuh untuk memberikan sinar bagi rumah kita. Karena sesuai janji-Nya barang siapa yang melantunkan Ayat-Ayat-Nya dan menegakkan shalat maka akan diberi perlindungan dari apapun.
Cara kedua adalah kita harus sering tinggal di rumah kita dalam jangka waktu lama. Jika kita demikian, maka hantu akan senang tinggal di rumah yang sepi tidak ada kegiatan dan kehidupan, dan lain sebagainya. Demikian tips sederhana namun ampuh. Dan perlu diingat bahwa kita, manusia adalah manusia yang paling sempurna dan derajatnya lebih tinggi. Allahua’lam bissawaf….





DAFTAR PUSTAKA

Sunanto,Musifah.2005.Sejarah Peradaban Islam di Indonesia.Jakarta:RajaGrafindo Persada.
Madkour.ibrahim.2004.Aliran dan Teori Filsafat Islam.Jakarta:Bumi Aksara.
http://hantuhantu.com/menye www.sufinews.com/index.php?option=com_content.
agama.kompasiana.com/.../tasawuf-dan-munculnya-dalam-islam/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar